BERMULA dari bangku kuliah, yang kerap bersinggungan dengan mata kuliah fermentasi, mikrobiologi, lengkap dengan praktiknya membuat produk makanan dari proses tersebut, Maria Christina Dewi Ardi Utomo lebih tertarik dengan Kombucha alih-alih kefir atau yoghurt.
Usai lulus dari perkuliahan dan berprofesi sebagai seorang guru Biologi, Maria kembali berjumpa dengan dunia kegemarannya. Bahkan, Maria memilih Jamur Kombucha, sebagai makhluk hidup yang ia pelihara sejak empat tahun yang lalu. “Aku enggak bisa pelihara kucing, atau anjing, atau tanaman semacam bunga-bungaan. Jadinya aku pelihara jamur saja,” katanya bersambut tawa ketika mengawali bincang-bincang santai di pelataran Widya Bakti Jumat, 12 Maret 2021.
Sebuah peliharaan anti-mainstream yang ternyata berbuah manis pada akhirnya. Manis bukan hanya rasa dari minuman hasil fermentasi jamur peliharaan, tapi juga manis, karena bisa mendatangkan keuntungan bagi si pemelihara. Jamur Kombucha atau Scoby, si jamur peliharaan perempuan yang hobi membaca dan mendengarkan musik ini, akhirnya ia budi daya menjadi starter untuk minuman yang mulai naik daun sejak tahun kemarin, kendati Kombucha diyakini sudah dikenal sejak dua ribu tahun silam di Tiongkok.
Bukan sekadar mengikuti tren semata, Bundo Maria−begitu teman-teman Komunitas St. Yusuf Pekerja menyapanya−sudah lebih dahulu melakukan riset. Ia juga mempelajari ilmunya sebelum benar-benar terjun di dunia minuman yang kerap disebut memiliki beragam manfaat tersebut.
Kombucha sendiri diyakini berguna untuk kesehatan, di antaranya untuk menurunkan kolesterol, tekanan darah tinggi, juga baik untuk kulit karena mengandung antioksidan. Selain itu, cuka Kombucha juga berguna untuk pasien gula darah. Tentunya dengan saran penyajian yang berbeda, yaitu ketika kandungan gula dalam minuman Kombucha sudah hilang.
Namun, dibalik manfaatnya ada beberapa hal yang patut diperhatikan sebelum mengonsumsinya. Karena mengandung alkohol, minuman ini tidak bisa dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.
Minuman Kombucha sendiri sebenarnya mudah dibuat. Bahkan menurut Maria, berbekal air dan gula, kita bisa mendapatkan minuman fermentasi. Akan tetapi, untuk meningkatkan rasa yang lebih nikmat, tentu saja bahan tersebut belum cukup. Dari situlah Kombucha Tea berasal. Teh nikmat, yang difermentasi sehingga menghasilkan sensasi minum teh yang berbeda. Dengan catatan, proses ini membutuhkan kehati-hatian.
Maria hingga saat ini turun tangan sendiri menangani segalanya. Hal tersebut ia lakukan untuk menjaga proses produksi supaya kombucha tea bebas dari kontaminasi dan menghasilkan rasa sesuai standar yang ia terapkan selama ini. Menurutnya, untuk menjadi partner dalam usaha kombucha tea miliknya, pengetahuan tentang biologi atau fermentasi adalah sebuah keharusan.
Mili Kombucha Tea, begitu minuman racikan Maria ini disebut. Mili yang dalam bahasa Jawa berarti mengalir, memiliki makna filosofis yang mendalam. Bukan sekadar nama untuk merek jual semata, tapi ada doa yang terkandung di dalamnya. “Adikku yang mencetuskan Mili untuk nama minuman ini. Menurut dia, Mili adalah sebuah harapan, semoga Mili Kombucha Tea bisa mengalirkan kesehatan bagi peminumnya dan mengalirkan rezeki juga bagi penjualnya,” ujar Maria.
Siapa sangka Mili Kombucha Tea sudah berusia satu tahun. Dalam perjalanannya, Mili sudah menjual sebanyak kurang lebih 120 botol. Dari tanggapan baik yang ia terima, Maria pun akhirnya mulai memikirkan inovasi dalam produknya. Mantan koordinator Komunitas St. Yusuf Pekerja tahun 2015-2016 ini sedang dalam tahap meriset varian teh terbaru, untuk bersanding dengan black tea, yang selama ini menjadi material kombucha tea.
Perempuan kelahiran Temanggung, 10 Mei 1988 ini juga sudah berencana untuk menggencarkan pemasaran Mili Kombucha Tea, supaya dikenal lebih luas lagi. Masa simpan selama dua bulan dalam lemari es, membuat Maria juga sudah mulai memasarkan melalui beberapa kawan yang ikut serta menjual Mili Kombucha Tea sebagai reseller. Harapannya, Mili Kombucha Tea juga bisa berbaris rapi di lemari pendingin di toko-toko besar di Kota Malang, juga banyak orang yang semakin mengenalnya. Lebih-lebih, jika mendengar nama kombucha tea, Mili adalah salah satu yang muncul di benak banyak orang.
Teknologi memang memegang peranan penting, tak terkecuali dalam transaksi untuk mendapatkan Mili Kombucha Tea. Untuk saat ini, berbekal aplikasi percakapan WhatsApp, minuman ini bisa dipesan-antar kapan saja. Akan tetapi, bagi para pemakai aplikasi layanan pesan antar makanan milik perusahaan berbasis online, kalian harus bersabar sedikit. Hal itu dikarenakan saat ini Maria sedang dalam proses untuk memperlebar pasar dengan mendaftarkan Mili Kombucha Tea ke aplikasi tersebut.
Kapan lagi, bisa mencicipi minuman segar berbahan fermentasi air teh yang diperhatikan seperti anak murid sendiri? Maklum saja, diproduksi oleh guru Biologi yang telaten dan hati-hati. (Elisabeth Ika)
Pemesanan atau ingin menjadi reseller Mili Kombucha Tea, silakan menghubungi Maria di:
IG : @maria1427 atau WhatsApp (WA) 082143589827